Thursday, November 3, 2016

Komunikasi Ritual


Fungsi Komunikasi sebagai Komunikasi Ritual


Fungsi Komunikasi sebagai Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passange, mulai dari uapacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, pernikahan, ulang tahun perkawinan hingga upacara kematian. Dalam upacara-upacara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik.  Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, Negara ideologi, atau agama mereka.

Shalat Kaum muslim yang mengarah ke ka’bah melambangkan kesatuan dan persatuan umat muslim yang ber-Tuhan satu (Allah). Dalam upacara haji pakaian ihram berwarna putih dan tidak di jahit yang dikenakan jamaah pria melambangkan kesederajatan seluruh umat manusia, sedangkan jumrah (melempar pilar dengan sejumlah kerikil di mina) melambangkan pengusiran setan yang dilakukan nabi Ibrahim dulu dengan melempar setan itu dengan kerikil. Orang-orang katolik memakan roti dan meminum anggur yang melambangkan daging dan darah yesus dalam misa mereka juga secara simbolik. Pada pecan suci perayaan Paskah secara katolik divatikan, Paus Yohannes Paulus II lazim membasuh dan mencium kaki seorang pastor, satu diantara keduabelas pastor terpilih. Ciuman paus itu merupakan tradisi setiap kamis putih, satu dari empat utama perayaan paskah untuk memperingati penjamuan terakhir yesus dengan ke duabelas muridnya sebelum ia mati disalib. Di Indonesia beberapa organisasi keagamaan atau partai politik mengadakan acara istighosah untuk mendoakan agar pemimpin mereka menjadi pemimpin bangsa, agar para pemimpi diberi petunjuk, atau agar bangsa Indonesia terhindar dari bencana nasional.  
Komunikasi ritual bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang. Orang menziarahi makam nabi Muhammad, bahkan menangis di dekatnya untuk menunjukkan kecintaannya kepadanya. Para siswa yang menjadi pasukan pengibar bendera pusaka mencium bendera merah putih, sering dengan berlinang air mata, dalam pelantikan mereka, untuk menunjukkan rasa cinta mereka kepada nusa dan bangsa, terlepas dari apakah kita setuju terhadap perilaku mereka atau tidak.

Sebagian respon kita terhadap lambang cinta, keluarga, Negara, dan agama. Respon manusia dalam menanggapi lambing-lambang ini tidak jarang bersifat ekstrim dan tidak masuk akal bagi kebanyakan orang, misalnya sepasang kekasih yang sama-sama bunuh diri karena hubungan mereka tidak direstui salah satu atau kedua belah pihak orang tua.

Kita memang bukan makhluk rasional semata-mata Bila segala kegiatan manusia harus rasional mengapa kita harus melakukan upacara pernikahan atau upacara pemakaman? Bukankah upacara itu sia-sia saja dan mubazir? Bukankah upacara pernikahan dapat diganti dengan janji atau kesepakatan antara kedua orang calon suami istri itu, yang di catat pada selembar kertas atau direkam dalamsuatu kaset? Mengapa orang yag meninggal tidak segera saja dikuburkan?  Mengapa si mayat harus dibersihkan dan didandani terlebih dahulu? Mengapa harus ada ritual lagi pada saat pemakaman? Agama tentu saja dapat memberikan atas pertanyaan-pertanyaan itu akan tetapi selain makna keagamaan, upacara-upacara itu, upacara pemakaman misalnya menegaskan kembali tempat manusia dalam masyarakat, keluarga, persahabatan, dan dalam cinta. Hal itu juga menegaskan kembali jati dirinya, kekhususan hidupnya, kesenjangan yang ia tinggalkan dalam kehidupan orang lain. Seorang manusia bukan seperangkat mesin dan tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh orang lain; setiap manusia itu unik dan keunikannya itu juga diperingati kembali. Masyarakat menyatakan kepeduliannya kepada setipa anggotanya dan penerusnya lewat upacara pemakaman. Masyarakat menegaskan kematian seorang manusia dan kesinambungannya dalam memori dan pengaruh, dalam keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan masyarakatnya sendiri.

Arti penting komunikasi ritual juga tampak pada iklan-iklan untuk menyampaikan duka cita atas kematian seseorang yang dihormati atau untuk mengenang seseorang tercinta yang telah meninggal dunia bertahun-tahun lau, yang memberikan imbalan setimpal kepada sipemasang iklan, meskipun sipemasang iklan harus merogoh koceknya ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.

Komunikasi ritual kadang bersifat mistik dan mungkin sulit dipahami oleh orang-orang diluar komunitas tersebut. Suku Aborigin penduduk asli Australia yang mata pencaharian tradisionalnya adalah berburu dan mengumpulkan makanan, melakukan upacara tahunan untuk memperoleh peningkatan rejeki. Upcara ini dimaksudkan untuk menghormati tanaman dan hewan yang juga juga berbagi tanah dan air, Menurut kepercayaan mereka upacara itu penting dilaksanakan untuk menjamin kelestarian tanaman dan hewan yang menentukan kelangsungan hidup manusia.

Hingga kapanpun ritual tampaknya akan tetap menjadi kebutuhan manusia meskipun bentuknya berubah-ubah, demi pemenuhan jati dirinya sebagai individu, sebagai anggota komunitas sosial dan sebagai salah satu unsur dari alam semesta. Salah satu ritual moden adalah olahraga, khususnya kompetisi tingkat dunia yang mirip dengan uapacar keagamaan. Peristiwa itu mencakup tata cara yang dianggap suci dan harus dipatuhi. Disamping itu, peristiwa itu juga menggunakan lambing-lambang seperti bendera, lagu kebangsaan, kostum, tempat-tempat “suci” yang di khususkan bagi pemain, pelatih, penonton, juga batasan waktu dan sebagainya.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

2 comments:

  1. Hotels near Casino Center, New York, United States - MapYRO
    Hotels near Casino Center, New York, United 여수 출장마사지 States · Bally's 여주 출장안마 Place, 777 Casino 남양주 출장샵 Drive, New 의왕 출장안마 York, United States · Best Price (Room Rates) Guarantee · Comfort (Room Rates) 나주 출장샵 Guarantee

    ReplyDelete

Item Reviewed: Komunikasi Ritual Rating: 5 Reviewed By: Admin
Scroll to Top