Friday, November 4, 2016

Komunikasi Instrumental


Fungsi Komunikasi sebagai Komunikasi Instrumental



Komunikasi instrumental
Komunikasi Instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau mengerakkan tindakan dan juga menghibur, Semua tujuan tersebut disebut membujuk. Komunikasi yang befungsi memberitahukan atau menerangkan mengandung muatan persuasive dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui. Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pernyataannya dapat membujuk mahasiswa untuk membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang menghibur pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.

Sebuah survey atas 1000 manajer personalia di Amerika Serikat  menunjukkan bahwa tiga keterampilan terpenting bagi kinerja pekerjaan menyangkut konumikasi, yaitu berbicara, mendengarkan, dan menulis. Keterampilan-keterampilan tersebut melebihi pentingnya kecakapan teknis, pengalaman kerja, latar belakang akademik dan rekomendasi. Riset selama beberapa dekade secara ajeg menunjukkan bahwa kemampuan berkomunikasi itu penting bagi para manajer. Sementara itu, penelitian selama 20 tahun yang memantau kemajuan para pemegang gelar MBA dari Stanford University menunjukka bahwa lulusan-lulusan yang paling berhasil berbagi ciri-ciri kepribadian yang menandai komunikator yang baik: keinginan membujuk, minat berbicara dan bekerja dengan orang lain dan keramah tamahan. Akan tetapi, keberhasilan profesi lain juga bergantung pada komunikasi yag efektif. Kepolisian Los Angeles menyebutkan bahwa komunikasi yang buruk adalah salah satu alas an paling lazim yang menyebabakan para polisi melakukan kesalahan dalam penembakan. Setelah dua study menunjukkan para dokter yang punya keterampilan berkomunikasi yang buruk lebih sering digugat, sebuah tajuk rencana dalam Journal of the American Medical Association mengharapkan lebih banyak kelas komunikasi bagi para dokter.

Uraian di tas menunjukkan bahwa kemampuan berkomunikasi berperan penting untuk mencapai posisi puncak dalam manajemen. Kafi Kurnia seorang pakar pemasaran Indonesia mengatakan “Rumus sukses terfokus pada komunikasi”. Akan tetapi secara implisit komunikasi juga sebenarnya sama pentingnya dalam karier politik, meskipun penelitian dalam bidang ini tidak seluas dalam bidang bisnis. Kemampuan Amien Rais melakukan komunikasi antar pribadi dalam siding MPR 1999 jelas berperan krusial untuk menjadikan dirinya ketua MPR dan pada gilirannya menjadikan Abdurrahman Wahid Presiden RI, yang di promosikannya lewat poros tengah yang di galang sebelumnya.

Lewat komunikasi para pemimpin politik mengemukakan pandangan di hadapan wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan wartawan. Pandangan-pandangan mereka tersebut pada gilirannya akan membangun kredibilitas mereka sebagai pemimpin. Dan itu dilakukan Amien Rais yang membangun kredibilitas politiknya, bukan saja di kalangan partainya sendiri melainkan dikalangan partai lain, khususnya mereka yang bergabung dalam poros tengah, dan bahkan di kalangan pers dan masyarakat umum. Apalagi ia tengah punya citra kuat sebagai tokoh reformasi. Fenomena keberhasilan politik berkat kemampuan berkomunikasi seperti yang dilakukan Amien Rais itu tidaklah ekslusif. Kredibilitas politik serupa sebenarnya juga telah dibangun melalui komunikasi oleh para pemimpin partai di Negara-negara Demokratis yang memang pada akhirnya mencapai posisi kunci, seperti John F. Kennedy di Amerika Serikat dan Tony Blair di Inggris.

Ekslusif-ekslusif top perusahaan sering harus berbicara di hadapan bawahan dan memotivasi mereka agar produktif, agar bawahan merasa memiliki kebanggaan akan perusahaan tersebut. Mereka juga harus mengemukakan pandangan di hadapan wakil rakyat, pejabat pemerintah dan wartawan yang pada gilirannya akan membangun kredibilitasnya sebagai pemimpin. Lowell Thomas seorang penjelajah dan komentator berita mengatakan “Kemampuan berbicara adalah jalan pintas untuk menonjol dan juga meninggikannya sehingga kerumuman melihat kepala dan bahunya.

Walhasil, meskipun kita dapat membedakan fungsi-fungsi komunikasi itu, suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi yang tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi. Perayaan Idul Fitri oleh kaum Muslim atau perayaan Natal oleh kaum Nasrani di Indonesia misalnya mempunyai ke empat fungsi komunikasi: komunikasi social, komunikasi ekspresif, komunikasi rituak dan komunikasi instrumental
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Komunikasi Instrumental Rating: 5 Reviewed By: Admin
Scroll to Top