Thursday, November 3, 2016

Komunikasi Ekspresif

Fungsi Komunikasi sebagai Komunikasi Ekspresif



Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi social adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan ataupun emosi kita. Perasaan-perasaan tersebut di komunikasikan terutama melalui pesan-pesan non verbal. Perasaan saying, pedulu, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah, dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Seorang atasan menunjukkan simpatinya kepada bawahannya yang istrinya baru meninggal dengan menepuk bahunya.

Orang dapat menyalurkan kemarahan dengan mengumpat, berkecak pinggang, mengepalkan tangan seraya memelototkan matanya. Mahasiswa memprotes kebijakan penguasa Negara atau penguasa kampus dengan melakukan demonstrasi, unjuk rasa, mogok makan atau aksi diam. Chauhadry Tahir, seorang penjaga took membakar dirinya di jalan utama Islamabad hari sabtu, 17 April 1999 sebagai aksi protes terhadap pengadilan yang mengusirnya dari took tempat ia mencari nafkah.

Perasaan bahkan juga bisa diungkapkan dengan memberi Bungan, misalnya sebagai tanda cinta atau kasih saying atau ketika kita ingin menyatakan selamat kepada orang yang berulang tahun, lulus menjadi sarjana, atau menikah, atau juga menyatakan simpati dan duka cita kepada orang yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Akan tetapi, kita harus hati-hati dengan jenis Bungan yang kita bawa. Di Austria mawar merah adalah lambing cinta romantic. Dinegara kita bunga kemboja sering diasosiasikan dengan bunga kuburan sehingga tidak banyak orang yang menanamnya di halaman rumah, apalagi diberikan kepada orang yang sedang berulang tahun, meskipun di Bali bunga ini lazim ditanam di halaman rumah dan juga digunakan untuk sesaji.

Emosi kita juga dapat kita salurkan lewat bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, musik, tarian ataupun lukisan. Puisi “Aku” karya Chairil Anwar mengekspresikan kebebasannya dalam berkreasi. Novel Saman karya Ayu Utami mengekspresikan semangat anak muda yang banyak terlibat dalam lembaga swadaya masyarakat  (LSM). Cerpen-cerpen Helvy Tiana Rossa bernafaskan Islam yang dimuat dalam antologi cerpennya Ketika mas gagah pergi dan dalam Sembilan mata hati mengekspresikan keprihatinannya akan nasib ummat Islam yang tertindas diberbagai pelosok dunia dan semangat Jihadnya yang menggelegak.
Harus diakui music juga dapat mengekspresikan perasaan, kesadaran, dan bahkan pandangan hidup (ideology) manusia. Itu sebabnya pertunjukan music Iwan Fals yang lirik-liriknya bermuatan kritik atau sindiran terhadap penguasa sering dilarang pihak berwajib selama Era orde baru. Orang memang telah menggunakan sarana hiburan berabad-abad untuk sarana propaganda. Selama revolusi Francis music juga digunakan selain teater, permainan, dan festival dan surat kabar untuk menggalang kekuasaaan.

Lukisan pun sering mengekspresikan perasaan pelukisnya, lain halnya dengan tari-tarian yang ada salah satu tarian yang mengekspresikan kesadaran atau perasaan penarinya yang kita kenal dengan Tari Baluse. Yakni tarian perang ala nias yang dilakukan sekelompok pria.  Tarian ini pernah ditampilkan sekitar 30 orang di gedung DPRD dan kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan, sebagai ungkapan rasa rakyat Nias untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan bebas dari keterbelakangan, menyertai unjuk rasa yang dilakukan 150 orang Nias dari Gunung Sitoli  dan dari Medan. Dengan mengunakan busana perang , masing-masing penari menggenggam sebilah pedang di tangan kanan dan perisai di tangan kiri dan kenudian mengayunkan pedang tersebut sambil melompat tiga langkah kebelakang, tiga langkah ke depan, sementara itu seorang lain melontarkan lagu perang Nias yang disahuti oleh semua penari, sekali-kali ditimpali hentakan kaki yang mengikuti irama lagu yang dinyanyikan.

Teater yang disutradarai W.S Rendra atau Ratna Sarumpaet dalam tiga dekade terakhir abad ke-20 tidak jarang mengekspresikan protes atau kritik masyarakat, misalnya rakyat kecil yang ditindas penguasa. Mreka berkali-kali tidak memperoleh izin untuk mengadakan pertunjukan drama mereka. Sebuah drama kontemporer yang menyatakan keprihatinan rakyat berjudul "Ketika Kita Kaku" Karya Arman Dewarti yang dipertunjukkan dalam Makassar Arts Forum 1999 di Makasar menggambarkan nasib perempuan yang selalu menjadi korban terparah dari tindakan kekerasan yang terjadi diberbagai tempat, karena mereka juga kehilangan martabat sebagai manusia selain kehilangan harta benda.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Komunikasi Ekspresif Rating: 5 Reviewed By: Admin
Scroll to Top